Selasa, 25 Juni 2013

Kau Bukan Yang Pertama Bagiku

.....(Kasih, apapun yang ada di dirimu, Aku akan selalu sayang padamu).....



Ketika pertama ku jumpa denganmu
Bukankah pernah ku tanyakan padamu
Kasih..
Jangan kecewakan kepada diriku
Akan menyesalkah hidup denganku
Nanti..

Memang kau bukan yang pertama bagiku
Pernah satu hati mengisi hidupku
Dulu..
Dan kini semua kau katakan padaku
Jangan ada dusta diantara kita
Kasih..

Semua terserah padamu
Aku begini adanya
Ku hormati keputusanmu
Apapun yang akan kau katakan
Sebelum terlanjur kita jauh berangkat
Tolong katakan saja

(Kasih, apapun yang ada di dirimu,
Aku akan selalu sayang padamu)

Memang kau bukan yang pertama bagiku
Pernah satu hati mengisi hidupku
Dulu..
Dan kini semua kau katakan padaku
Jangan ada dusta diantara kita
Kasih..

Aku begini adanya
Ku hormati keputusanmu
Apapun..
Kau katakan

Semua terserah padamu
Aku begini adanya
Ku hormati keputusanmu
Apapun yang akan kau katakan

Sebelum terlanjur kita jauh melangkah
Kau katakan saja

http://gudanglagu.com/d/dewi-yull/broery-marantika-ft-dewi-yull-jangan-ada-dusta-diantara-kita/



Begitu menyentuh lirik lagu Broery Marantika
Mungkin sangat sesuai dengan kehidupan penulis
Yang berliku-liku sejak menikah pertama di tahun 1995
Hingga Allah memberikan kepada penulis istri yang
insya Allah adalah istri yang terakhir
di Juni 2013 ini dalam kehidupan penulis

Jalan hidup setiap orang pasti berbeda
Hidup ini memang penuh misteri...
Rezeki dan jodoh
Semua tergantung usaha, do'a, sabar serta tawakal
Yang insya Allah dimudahkan Allah SWT

Walaupun kita telah menikahi seorang pasangan hidup kita di suatu waktu
Tapi bisa jadi pasangan hidup kita sakit berat sehingga meninggal
atau "sesuatu" yang tidak kita duga terjadi
Mungkin itu di luar kemauan dan kehendak kita
Semua kembali kepada keimanan masing-masing

Kita tidak tahu apakah pasangan hidup yang kita nikahi akan bertahan sampai akhir hayat ?
Atau hanya 15 bulan saja ?
Tidak ada seorangpun yang tahu

Tak ada satu orang pun yang tahu akan bertemu dengan siapapun nantinya dalam hidupnya kelak
Tak ada satu orang pun yang tahu siapa yang akan menjadi jodohnya kelak
Tinggal kita berusaha dan mencari
Selalu berdo'a setiap hari
Agar kita selalu dilindungi Allah SWT

Walau kau bukan yang pertama bagiku
Semoga kau menjadi istriku yang terakhir
Semoga kita menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah...Amiin
Yang seperti dalam surat Al Qur'an Ar-Rum Ayat 21

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].


Amiin Ya Rabbal Alamin.


Pertama, Sakinah
Yaitu perasaan nyaman, cenderung, tentram atau tenang kepada yang dicintai,
…لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
Artinya : … supaya kamu merasa nyaman kepadanya.
Seperti orang yang penat dengan kesibukan dan kebisingan siang lalu menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam kegelapan malam. Surat Yunus ayat 67 :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Artinya : “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya (litaskunu fihi) dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar”.
Semisal itu dalam surat Al-Qashshah ayat 72.

Kedua, Mawadah
Dalam ayat :
…وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً…
Artinya : “…dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah…”.
Mawadah adalah perasaan ingin bersatu atau bersama.
Imam As-Sayuthi رحمه الله (w. 911 H) dalam Tafsir Dur Mantsur (11/595) dari riwayat Ibn Al-Mundzir dan Ibn Abi Hatim, dari Al-Hasan rahimahullahu tentang firman Allah : “.. dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah”, beliau berkata, “al-jima”. Demikian pula menurut Mujahid dan Ikrimah, sebagaimana dituliskan Imam Ibn Hayan Al-Andalusi رحمه الله (w. 745 H) dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhyith (9/77) dan lainnya.
Aku katakan : Dalam jima (persetubuhan) memang secara lahir bisa terwujud kebersamaan, dengan suatu perjanjian yang terkuat yaitu nikah (Qs. an-Nisaa’ 21). Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam bersabda:

لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ
Artinya : “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah/lebih baik oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan”.
Al-Qur’an juga menegaskan hubungan antara mawadah dan keinginan bersama,

وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا
Artinya : “Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada mawadah antara kamu dengan dia: “Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)” [An-Nissa 73].

Lihat pula dalam surat Al-Ma’idah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang memiliki mawadah:

رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Artinya : “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallahu’alaihi wasalam )”.

Ketiga, al-mahabah (المحبة)
Al-Hafizh Ibn Katsir رحمه الله (w. 774 H) dalam Tafsirnya (6/309) tentang ayat, “…dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah…”. Beliau berkata, “(yaitu) al-mahabah”. Seperti itu yang dikutip Imam Al-Qurthubi رحمه الله (w. 671 H) dalam Tafsir (14/17), dari perkataan Ibn Abbas radhiyallahu’anhu.
Ada yang mengartikan al-mahabah, sebagai perasaan yang membuat buta untuk selain dia dan tuli bagi selain dia. Seperti dalam satu hadits :
حُبُّكَ الشَّىْءَ يُعْمِى وَيُصِمُّ
Artinya : ‘Kecintaanmu kepada sesuatu membuat buta dan tuli’.
Mengenai cinta ‘yang membuat buta dan tuli’ akan dibahas pada bab yang lain, insya Allah.

Keempat, rahmah
Dalam ayat diatas :
…وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
Artinya : “… dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah”.
Rahmah adalah kasih sayang dan kelembutan, timbul terutama karena ada ikatan. Seperti cinta antar orang yang bertalian darah, cinta orang tua terhadap anaknya, atau sebaliknya. Sebagaimana tafsir yang disebutkan Imam As-Sayuthiرحمه الله (w. 911 H) dalam Tafsir Dur Mantsur (11/595), riwayat Ibn Al-Mundzir dan Ibn Abi Hatim, dari Al-Hasan rahimahullau tentang firman Allah : “… dan rahmah”, Al-Hasan berkata, “al-walad (anak)”. Demikian pula menurut Mujahid dan Ikrimah, sebagaimana dituliskan Imam Ibn Hayan Al-Andalusi رحمه الله (w. 745 H) dalam Tafsir Al-Bahr Al-Muhyith (9/77) dan lainnya.
Al-Qur’an menyebut hubungan darah ini al-arham,

وَأُولُو الأرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : Orang-orang yang mempunyai al-arham (hubungan) itu sebagiannya lebih berhak terhadap sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu [Al-Anfal 75].

Teruntuk istriku
Dari
Drs.R.Kurniawan Prihatmono